Bagaimana sebuah kendaraan dapat memindahkan muatan dari satu titik ke titik lain? Pada kondisi jalan yang berbeda-beda, tentunya kita punya kekhawatiran apakah kendaraan kita mampu melewati rute tersebut.
Ternyata sangatlah mudah mencari tahu kemampuan sebuah kendaraan untuk melalui kondisi jalan tertentu. Cukup melihat dari beberapa informasi yang ada di brosur, kita bisa menghitung sendiri tractive effort (gaya tarik) sebuah kendaraan.
Nah, tractive effort sendiri adalah gaya yang dihasilkan oleh torsi mesin yang diteruskan melalui kopling, transmisi, poros propeller, poros belakang, roda dan ban, sehingga kendaraan bisa melalui hambatan jalan.
Semakin besar torsi yang dihasilkan mesin, maka lebih besar kemampuan kendaran untuk bergerak. Namun, torsi tidak bisa bergerak secara sendirian. Torsi yang dihasilkan mesin akan dilipatgandakan dengan gigi transmisi dan gigi gardan. Gigi ini berfungsi seperti tuas pengungkit, semakin besar perbandingan gigi semakin besar torsi yang dihasilkan.
Ketika kendaraan berjalan, kita harus memastikan apakah kendaraan mampu melewati kondisi atau hambatan tersebut.
Adalah hambatan terhadap permukaan jalan. Jalan yang permukaan lebih kasar atau tidak rata seperti jalan berlumpur dan berkrikil, tentu saja hambatannya akan lebih besar dibanding jalan yang beraspal.
Adalah hambatan terhadap kemiringan jalan. Mencari grade resistance dapat dilakukan dengan cara mengalikan persentase kemiringan jalan dengan GVW kendaraan.
Setelah mendapatkan persentase kemiringan, hasilnya akan dikalikan dengan berat total kendaraan. Sebagai contoh, NMR 71 HD mempunyai GVW 8250 kg. Jika kemiringan jalan adalah 6%, maka perhitungan grade resistance adalah 8250 kg x 6 % = 495 kg.
Adalah hambatan terhadap angin. Truk Isuzu sudah mempertimbangkan hambatan ini, sehingga desain cabin Isuzu yang berbentuk hexapod berfungsi sebagai aerodynamic untuk mengurangi air resistance.
Supaya kendaraan bisa melewati suatu jalan, gaya tariknya harus melebihi hambatan tersebut. Tractive force akan membantu estimasi gigi percepatan yang tepat agar perjalanan bisa lebih cepat dan efisien.
Anda mempunyai kendaraan NMR 71 HD 6,1 dengan total berat 8250 kg. Ketika perjalanan Anda dari Padang ke Solok, Anda akan melewati tanjakan Sitinjau Lauik yang sudah terkenal curam. Untuk menghitung kemiringan jalan jalur Sitinjau Lauik, kita bisa memetakan perjalanan kita dari Padang ke Solok lewat aplikasi Google Earth sebagai berikut:
Total Hambatan = Rolling Resistance + Grade Resistance
Rolling Resistance pada jalan asphalt = 10 kg X (8250 kg / 1000) = 82,5 kg
Grade Resistance dengan kemiringan jalan 17,6% = 17,6% x 8250 kg= 1452 kg
Total Hambatan = 1452 + 82,50 =1534,5 kg
NMR 71 HD 6,1 menghasilkan tractive effort 1691 kg pada gigi 2, yaitu lebih tinggi dibanding hambatan dengan berat total kendaraan 8250 kg. Dengan mengetahui gigi percepatan yang benar, kinerja mesin akan lebih optimal.